28 September 2010

Cintaku Masih Rapuh



Cintaku masih rapuh,
rapuh laksana ranting yang tiada utuh,
tidak tahan tatkala angin menghembus laju,
terlalu rapuh untuk diriku mengaku,
mengaku Engkau lah cintaku yang satu.

Cintaku masih rapuh,
terlalu rapuh dengan godaan dunia,
terlalu rapuh dengan hasutan nafsu semata,
terlalu rapuh dengan bisikan syaitan durjana,
walau ku tahu itu bukan sepatutnya,
kerana ku tahu Engkau cinta terindah
maafkan diriku yang hina dina..

Cintaku masih rapuh,
rapuh mencintai-Mu sepenuh jiwa,
rapuh mengabdikan diriku untuk-Mu semata,
kekadang tidurku lebih ku cinta,
dari mujahadah melawan nafsu dunia,
untuk bangun tahajjud ibadat mulia,
sebagai lambang syukur segala nikmat,
namun alangkah diriku begitu leka,
mengutamakan cinta tidur dari yang sepatutnya.
inikah dikatakan hamba yang mencinta,
cinta kepada Allah Yang Maha Pencipta,
maafkan diriku yang hina dina.

Cintaku masih rapuh,
rapuh dengan godaan dunia,
belum mampu kosongkan hatiku dengan dunia,
sehingga diri-Mu tidak ku ingat sentiasa,
dalam keadaan berdiri,duduk dan berbaring seperti yang Kau firmankan,
dalam waktu pagi dan petang sepatutnya ku ingat sentiasa,
namun ku leka dengan kesibukan dunia,
sehingga ku diwarnai oleh dunia,
bukan diriku yang mewarnai dunia,
sehingga ku alpa dibuai kesenangan dunia,
benarlah ujian ada dua,
ujian kesenangan juga sebaliknya,
namun ku sering kalah kedua-duanya,
maafkan diriku yang hina dina.

Cintaku masih rapuh,
selalu tertelan bisikan syaitan durjana,
yang ingin menjauhkan uamt Muhammad,
dari sering membaca ayat-ayat indah,
yang termaktub dalam kitab suci mulia,
terlalu sedikit yang sering ku baca,
apatah lagi ingin menghayatinya,
sedangkan ku tahu alangkah indah,
ayat-ayat-Nya merupakan tarbiyyah dari-Nya,
sebagai petunjuk dalam kehidupan dunia,
untuk bekalan di akhirat sana,
namun diriku masih lemah,
maafkan diriku yang hina dina.

Cintaku masih rapuh,
inginku buktikan dari sedekah sentiasa,
dari setiap ruas tulang yang aku ada,
dengan melaksanakan solat dhuha,
yang turut mampu memurahkan rezeki dari Pemberi Tuhan Alam Semesta,
rezeki dari pelbagai aspek yang tidak terkira,
samada harta mahupun ilmu semata,
namun rezeki dakwah itu yang utama,
namun dhuha ku masih kurang gizinya,
masih bermalasan dalam melakukannya,
maafkan diriku yang hina dina.

Cintaku masih rapuh,
mengutamakan hal-hal dunia dari akhirat,
walau dunia tidak patut dilupakan,
namun akhirat patut lebih didahulukan,
namun mengapa amat sukar untuk ku lakukan,
meyakini segala apa yang telah difirmankan,
masih tenggelaman dengan nafsu dunia,
seperti wanita ujian utama,
salah satu amaran dalam firman-Nya,
namun ku hiburkan hatiku dengan kata-kata,
bahawa tak akan ku gadaikan wanita syurga,
hanya kerana wanita dunia,
takkan ku gadaikan pandangan zina,
dari menghambatku melihat bidadari syurga.
harta benda ujian lainnya,
memang benar patut jadikan dunia di tangan kita,
namun jangan jadikan dunia di hati kita,
kerana mencintai dunia dan akhirat bagaikan timur dan barat,
apabila menuju sesuatu haluan,
maka jauhlah haluan lainnya,
biar dunia di tangan kita,
namun hati sentiasa tunduk kepada Yang Esa,
namun diriku masih lemah tidak berdaya,
maafkan diriku yang hina dina.

Cintaku masih rapuh,
dalam nak berkorban untuk-Mu semata,
redha dari-Mu itu yang utama,
ujian itu kewajipan setiap hamba,
yang ingin menambah iman di dada,
yang ingin berjuang berjihad di jalan agama-Nya,
tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan,
namun ramai kecundang dengan ujian yang menimpa,
ramai terleka dengan permainan dunia,
ramai terlena dengan hasutan nafsu semata,
ramai terikut dengan bisikan syaitan laknatullah,
antara tuntutan pengorbanan atau perjuangan ringan,
pasti ramai yang ingin pengorbanan yang ringan,
masih berkira untuk meyerahkan kesemuanya,
sebagai lambang cinta teragung hanya milik-Nya,
hanya demi Allah Yang Maha Kuasa,
walau ku hanya seorang insan yang lemah,
namun ku kan berjuang sedaya upaya,
demi menggapai cinta yang utama,
walau sering terjatuh di lubang ujian,
maafkan diriku yang hina dina.

CIntaku masih rapuh,
akan ku perbaiki diri yang hina,
akan ku perbaiki saudara seagama,
ayuh bangkit hamba-hamba Allah,
ayuh bangkit generasi umat Muhammad,
ayuh bangkit berjihad di jalan-Nya,
melawan hawa nafsu dan musuh agama,
kerana itu la tahapan cinta yang sepatutnya,
melebihi keluarga, harta dan segalanya,
Allah, Rasul dan Jihad itu susunannya,
baru dikira beriman kepada firman-Nya,
jangan kita kufurkan firman-firman-Nya,
hanya kerana kepentingan yang tidak sepatutnya,
semoga diredha perjuangan kita,
walau usaha belum dikerah semuanya,
maafkan diriku yang hina dina.
http://sabahanmuslim.blogspot.com/2010/05/cintaku-masih-rapuh.html

24 September 2010

Menghias Hati Dengan Menangis

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, nescaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Bukhari dan Muslim)


Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.

Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain
Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya. 

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” 
 
Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan. 

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung
Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. 

Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt. Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17,  

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” 
 
Menyadari bahwa syurga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit
Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk syurga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup. 

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.   Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih syurga.   Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Al-baqarah ayat 214. 

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” 

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih
Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.   “Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)
 
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. 

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (Bukhari dan Muslim)


Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat:



video teknologi

 
al-quran dan sains

 
bayi bersujud mendengar bacaan al-quran

 
usaha, doa, tawakkal

 
mayat tidak reput

pokok semalu dalam laut

Kesan Zikir Terhadap Otak

Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna.

Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.

Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan.

Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993.

Satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar.Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda.Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan.Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama.Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudaraku se-Islam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

21 September 2010

Teknologi Pendidikan

Sejak kebelakangan ini, teknologi yang begitu dominan serta mendapat tempat dalam kebanyakan aspek kehidupan manusia adalah penggunaan internet. Teknologi ini berkembang pesat dan turut memberi kesan kepada sistem pendidikan. Pembelajaran menerusi internet adalah antara pendekatan baru yang semakin mendapat perhatian. Ia berfungsi membentuk persekitaran pembelajaran yang lebih bermakna di mana pembelajaran dapat disokong dan dipertingkatkan daripada pelbagai aspek. 

Berikan 5 saranan berkaitan kelebihan pembelajaran melalui internet terutamanya kepada guru-guru Pendidikan Islam.

07 September 2010

Renungan: Dakwah Solat

Di salah sebuah Negara Arab, terdapat seorang pemuda yang sangat liat untuk mendirikan solat. Malah dia tidak mendirikan langsung solat lima waktu. Seorang diri pun berat, apatah lagi secara berjamaah. Setiap kali ada ulama yang berkunjung ke tempat mereka, seringkali jugalah penduduk setempat mengadu kepada ulama yang datang bertandang berkenaan sikap pemuda tersebut.

Berkali-kali diberikan nasihat namun sedikitpun tidak memberikan apa-apa kesan kepada anak muda ini. Malah makin menjadi-jadi.

“ Awak wajib mendirikan solat lima waktu. Solat merupakan tiang agama kita” kata salah seorang pendakwah kepada pemuda tersebut.

“ Emm..insyaAllah kalau saya rajin saya akan buat ye “ jawab pemuda tersebut secara sinis.

Begitulah seterusnya. Sehinggalah datang seorang ulama daripada al-Azhar al-Syarif bertandang ke tempat mereka. Aduan yang sama diberikan. Setelah mendengar dengan teliti aduan para penduduk. Maka Ulama' ini berkenan untuk bertemu dengan pemuda ini.

“ Syeikh pun nak tegur saya juga? Nak suruh saya dirikan solat lima waktu?” sindir pemuda ini bila melihat ulama tersebut datang bertamu ke rumahnya.

Ulama tersebut sambil tersenyum menjawab “ Sekadar ingin berkenalan.Tiada langsung niat saya ingin memaksa kamu seperti yang kamu sebutkan”.

Pertemuan pertama berjalan dengan lancar. Langsung tidak disentuh oleh ulama tersebut berkenaan solat . Perkara yang dilaksanakan hanyalah sekadar merapatkan tali silaturrahim. Bincang tentang pekerjaan, tempat tinggal, sara hidup dan lain-lain.

Pemuda tersebut begitu senang dengan perlakuan Syeikh. Tanpa sedar terselit rasa kagum pada seorang tua berjubah tersebut. Tidak seperti yang selalu datang bertemu dengannya. Setiap kali duduk , terus memberikan peringatan dan dalil-dalil tentang haramnya meninggalkan solat.

Akhirnya pemuda ini pula datang berkunjung ke tempat penginapan Syeikh. Maka semakin bertambah mesra pergaulan mereka. Begitulah keadaan seterusnya, Syeikh tetap tidak pernah menyentuh tentang solat. Sehinggalah tiba satu hari, Syeikh memberitahu bahawa beliau akan berangkat pulang ke Mesir. Ini kerana tugas yang diberikan oleh pihak al-Azhar ditempat tersebut telah selesai. Pemuda itu datang bertemu Syeikh. Rasa sedih akan berpisah dengan seorang ulama menyentak-nyentak jiwanya.

Sebelum berpisah, Syeikh memeluk Ahmad seraya berkata dengan lembut “ Ahmad, aku ada mendengar suara-suara mengatakan bahawa engkau tidak pernah bersembahyang. Betulkah begitu?”Tersentak Ahmad bila mendengar pertanyaan daripada Syeikh tersebut.

“ Memang benar wahai tuan Syeikh. Bukan aku tidak mengetahui bahawa ianya wajib cuma sikap malas yang ada padaku inilah yang menghalang untukku melakukannya”jawab Ahmad memberikan alasan.

“Baiklah, kalau begitu, bolehkah kamu tunaikan permintaanku sebelum aku berangkat pulang?”

“Permintaan apa itu wahai tuan?”

“ Kamu pilih solat mana yang paling ringan untuk kamu dirikan. Satu pun sudah memadai, Boleh?”Tanya Syeikh kepada Ahmad.

Terkejut Ahmad mendengar pertanyaan Syeikh. Belum pernah dia dengar solat boleh dipilih-pilih untuk disempurnakan.

“ Bolehkah begitu wahai tuan Syeikh?” Tanya Ahmad penuh keraguan.

“Boleh tapi hanya untuk kamu sahaja” Jawab Syeikh sambil tersenyum.

“ Baik ,dulu kamu pernah ceritakan kepadaku bahwa kamu berkerja sebagai petani bukan? Dan kamu juga sering bangun awal pagi untuk ke kebunmu. Bukankah begitu Ahmad?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“Benar Tuan Syeikh”

”Kalau begitu aku cadangkan kepadamu, alang-alang kamu telah bangun setiap awal pagi , apa kata jika kamu basahkan sedikit sahaja anggota tubuhmu dengan wudhuk dan terus selepas itu dirikan solat subuh dua rakaat. Dua rakaat sahaja, rasanya tidak terlalu berat bukan?” Syeikh memberikan cadangan kepada Ahmad.

Ahmad tanpa banyak bicara terus menerima cadangan Tuan Syeikh. Perasaan serba salah menyelinap jiwanya jika dia menolak permintaan syeikh tersebut yang terlalu rapat dengannya.

“Janji denganku Ahmad yang kamu tidak akan meninggalkan sekali-kali solat subuh ini di dalam hidupmu. InsyaAllah tahun depan aku akan berkunjung lagi ke sini. Aku berharap agar dapat bertemu denganmu di Masjid setiap kali solat subuh tahun hadapan.Boleh ya Ahmad? Syeikh memohon jaminan daripadanya.

“ Aku berjanji akan menunaikannya”. Maka dengan senang hati Tuan Syeikh memohon untuk berangkat pulang ke Mesir. Di dalam hatinya, memohon agar Allah memberikan kekuatan kepada Ahmad untuk melaksanakan janjinya.

Tahun berikutnya, setelah Tuan Syeikh sampai di tempat tersebut, beliau benar-benar gembira bilamana melihat Ahmad benar-benar menunaikan janjinya. Namun menurut penduduk setempat, Ahmad hanya solat subuh sahaja. Solat yang lain tetap tidak didirikan. Tuan Syeikh tersenyum. Gembira dengan perubahan tersebut.

Suatu pagi setelah selesai menunaikan solat subuh secara berjemaah di Masjid. Syeikh memanggil Ahmad. Seraya bertanya: “ Bagaimana dengan janjimu dulu Ahmad.Adakah ada terdapat hari yang engkau tertinggal menunaikan solat subuh?”.Ahmad menjawab dengan yakin : “ Berkat doamu tuan Syeikh, Alhamdulillah sehari pun aku tidak ketinggalan solat jemaah subuh di masjid ini”

“Alhamdulillah, bagus sekali kamu. Engaku benar-benar menunaikan janjimu.”

“ Mudah sahaja rupanya tunaikan solat ini ya Tuan”

“ Perkara yang kamu lakukan tanpa paksaan pasti akan kamu rasakan mudah sekali. Yang penting jangan rasakan ianya suatu paksaan .Tetapi anggap ianya suatu kegemaranmu. Seperti kamu berkebun. Tiada yang memaksa, tetapi disebabkan minatmu yang mendalam terhadap kerja-kerja itu, maka tanpa disuruh kamu akan melaksanakannya bukan?”Syeikh menerangkan kepada Ahmad.

“ Benar apa yang tuan katakan.Perkara yang kita lakukan dengan minat, tanpa dipaksa pun akan kita laksanakan”

“Ahmad, kamu habis bekerja pukul berapa ya?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“ Ketika azan Zohor aku berhenti untuk makan , kemudian aku sambung kembali kerja sehingga hampir Asar”

“Pasti kamu bersihkan sedikit dirimu bukan ? Membasuh tangan dan kaki untuk duduk menjamah makanan? Benar Ahmad?” Tanya Syeikh meminta kepastian.

“Ya benar Tuan”

“ Kalau begitu, apa pendapatmu jika aku mencadangkan agar engkau lebihkan sedikit basuhanmu itu. Terus niatkan ianya sebagai wudhuk. Selesai makan, terus dirikan solat zohor empat rakaat. Sekadar empar rakaat tidak lama rasanya bukan? Takkan terjejas tanamanmu agaknya?” Kata Syeikh berseloroh kepada Ahmad.

Ahmad tertawa dengan gurauan Tuan Syeikh. “ Betul juga apa yang disebutkan oleh tuan. Baiklah mulai hari ini saya akan cuba laksanakannya”.

Jauh disudut hati Syeikh berasa sangat gembira dengan perubahan yang berlaku kepada Ahmad. Setelah selesai kerja Syeikh di tempat tersebut. Beliau berangkat pulang ke Mesir. Beliau berjanji untuk datang semula pada tahun hadapan.

Begitulah keadaannya Ahmad. Setiap tahun Syeikh bertandang, maka setiap kali itulah semakin bertambah bilangan solat yang dilakukan. Kini masuk tahun ke lima Syeikh bertandang ke tempat tersebut.

Ahmad seperti biasa hanya mendirikan solat empat waktu kecuali Isya’. Selesai menunaikan solat Maghrib. Terus beliau berangkat pulang ke rumah.

Suatu hari semasa Tuan Syeikh melihat Ahmad hendak berangkat pulang setelah menunaikan solat Maghrib berjemaah. Terus beliau memanggil Ahmad.

“ Bagaimana dengan kebunmu Ahmad? Bertambah maju?” Syeikh memulakan bicara.

“ Alhamdulillah, semakin bertambah hasilnya Tuan”

“ Baguslah begitu.Aku sentiasa doakan hasilnya semakin bertambah.”Doa Tuan Syeikh kepada Ahmad.

“ Ahmad, aku ingin bertanya kepadamu sebelum engkau pulang. Cuba engkau perhatikan dengan baik. Apa lebihnya kami yang berada di dalam masjid ini berbanding kamu? Dan Apa kurangnya kamu berbanding kami yang berada di dalam masjid ini?”

Ahmad tunduk sambil memikirkan jawapan yang patut diberikan.

“ Lebihnya kamu semua adalah kerana kamu mendirikan solat Isya’, sedangkan aku tidak menunaikannya”

“Baiklah, adakah kamu ingin menjadi orang yang lebih baik daripada kami semua?”Tanya Tuan Syeikh menguji.

“Sudah tentu wahai Tuan Syeikh” jawab Ahmad dengan penuh semangat.

“ Kalau begitu dirikanlah solat Isya’. Maka engkau tidak lagi kurang berbanding kami.Malah engkau akan menjadi lebih baik daripada kami” Syeikh memberikan jawapan yang cukup berhikmah kepada Ahmad.

Akhirnya, berkat kesabaran Tuan Syeikh mendidik Ahmad.Beliau berjaya menjadikan Ahmad seorang yang tidak lagi meninggalkan solat.

Lima tahun bukanlah masa yang singkat untuk memberikan dakwah sebegini. Kesabaran dan hikmah yang tinggi sangat-sangat diperlukan demi menyampaikan risalah dakwah.
Berbeza dengan kita sekarang. Sekali kita bercakap, harapan kita biar sepuluh orang berubah dalam sekelip mata. Oleh kerana itulah, bilamana orang menolak dakwah kita, kita mencemuh, mengeji dan mengatakan bahawa semua sudah lari daripada jalan dakwah.Lari daripada jalan kebenaran.

05 September 2010

Apabila Lelaki Yang Diamanahkan Itu L.A.L.A.I..

Assalamualaikum w.b.t.

Alhamdulillah.. masih diberi peluang meneruskan hari-hari terakhir ramadhan. Semoga kita tergolong di kalangan hambaNya yang mendapat rahmat, maghfirah dan bebas dari neraka Allah. Sedikit perkongsian berkaitan 4 golongan yang lelaki yang akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. AYAH

Apabila seseorang ayah tidak mempedulikan anak-anak perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat. Maka dia akan ditarik oleh anaknya ke neraka.

Duhai lelaki yang bergelar ayah, bagaimanakah keadaan anak perempuanmu sekarang? Adakah kau mengajarnya bersolat dan berpuasa?...menutup aurat?...pengetahuan agama?...Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah untuk menjadi bahan bakar neraka jahannam.

2. SUAMI

Apabila suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, memperhiaskan diri untuk pandangan lelaki yang bukan mahram. Apabila suami mendiamkan diri walaupun seorang yang alim, solat tidak pernah bertangguh, puasa tidak tinggal, dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke neraka. 

Duhai lelaki bergelar suami, bagaimana keadaan isteri tercintamu sekarang? Dimanakah dia? Bagaimanakah akhlaknya? Jika kau tidak menjaganya mengikut ketetapan syariat, maka terimalah hakikat yang kau akan sehidup semati dengannya di 'taman' neraka.

3. ABANG

Apabila ayah sudah tiada, tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.
 
Duhai lelaki yang mempunyai adik perempuan, jangan hanya menjaga amalmu, jangan ingat kau terlepas, kau juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak...jika membiarkan adik perempuanmu bergelumang dengan maksiat...dan tidak menutup aurat.

4. ANAK LELAKI

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu berkaitan kelakuan yang haram disisi Islam, bila ibu membuat kemungkaran; mengumpat, memfitnah, mengata... Maka anak itu akan di soal dan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak... dan nantikan tarikan ibumu ke neraka.

Duhai anak-anak lelaki, sayangilah ibumu...nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa..

01 September 2010

Beberapa info berkenaan Lailatul Qadr

Lailatul Qadar atau Malam al-Qadar telah diketahui umum sebagai malam yang amat istimewa buat seluruh umat Islam. Ia berdasarkan ayat al-Quran dari surah al-Qadr . Firman Allah SWT :
Ertinya : "Malam Al-Qadar lebih baik dari seribu bulan" (Al-Qadr : 2) .

Di Malam ini jugalah Nabi SAW bersungguh-sungguh beribadat melebihi malam-malam Ramadhan yang lain. Disebutkan di dalam sebuah hadith :-
Ertinya : Adalah Nabi SAW, beribadat dengan (lebih) bersungguh dan kuat di sepuluh malam terakhir Ramdhan, tidak sebagaimana baginda di malam-malam yang lain" ( Riwayat Muslim, no 1175 )

Sebuah lagi hadis menyebut :-
انه كان يعتكف فيها ويتحرى ليلة القدر خلالها
Ertinya : "Adalah Nabi SAW beriktikaf padanya dan berusaha mencari malam al-qadar darinya (malam-malam ramadhan)" ( Riwayat al-Bukhari & Muslim)

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل العشر أحيا الليل وأيقظ أهله وشد مئزره
Ertinya : " Apabila telah masuk 10 terakhir bulan Ramadhan, maka Nabi menghidupkan malam, mengejutkan isterinya dan mengetatkan kainnya (tidak menyetubuhi isterinya kerana amat sibuk dengan ibadat yang khusus)" ( Riwayat Al-Bukhari dan Muslim) 

Waktunya 

Para ulama antaranya Syeikh Dr Yusof Al-qaradawi menyebut bahawa tarikh malam lailatul qadar sengaja di sembunyikan oleh Allah SWT agar umat manusia berusaha bersungguh-sungguh bagi mencarinya, bagaimanapun ada disebutkan terdapat tanda-tanda akan kemunculan malam yang terhebat ini.

Iaitu seperti hari esoknya yang tidak terlampu panas dan tidak pula sejuk, matahari pula tidak memancarkan sinarannya dan pelbagai lagi. Ia semuanya berasal dari hadith-hadith yang sohih.

Bagaimanapun tanda-tanda ini tidaklah begitu penting bagi individu yang benar-benar telah beribadat sepanjang malam. Ia juga tidak banyak memberikan manfaat kerana malam tersebut sudah terlepas sekiranya tanda itu dikenalpasti esoknya.

Malah, tanda ini juga adalah amat sukar menjadi tepat kerana suasana dan cuaca sesebuah Negara adalah berlainan. Di Negara barat contohnya mungkin sentiasa mendung kerana berada dalam musim sejuk, musim bunga manakala di Afrika pula mungkin sedang mengalami keterikan. Adakah malam al-qadar tidak muncul di tempat mereka kerana setiap siang adalah terik?.

Jawabnya, tanda-tanda ini hanyalah contoh yang berlaku di zaman Nabi SAW dan tidak lebih dari itu.
Menurut pandangan yang paling kuat di kalangan para ulama, ianya berlaku pada sepuluh malam yang terakhir, iaitu pada malam-malam ganjil.

Hadith Nabi menyebut:-
التمسوها في العشر الأواخر من رمضان
Ertinya : " Carilah ia (malam al-qadar) di sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan" (Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Bagaimanapun, kita sekali lagi mungkin kebingungan pada tahun-tahun tertentu JIKA negara Arab memulakan puasa pada tarikh yang berbeza dengan negara-negara di Nusantara. Justeru, pada malam ganjil menurut kiraan Malaysia atau Saudi ?. Hal ini sukar diputuskan oleh para Ulama. Sudahnya, mereka menyarankan agar dihidupkan seluruh malam sahaja. Jawapan termudah tetapi tidak memuaskan hati tentunya. Wallahu alam.


Tarikhnya Berubah atau Tetap Setiap Tahun?

Sebahagian ulama mengatakannya bersifat tetap pada setiap tahun iaitu pada malam 27 Ramadhan, manakala majoriti ulama termasuk Imam An-Nawawi As-Syafie pula berpendapat ianya bertukar-tukar pada setiap tahun dan tidak kekal pada satu tarikh (Al-Majmu' 6/450).

Selain dari itu, berdasarkan dalil hadith al-Bukhari, kemungkinan terbesar adalah jatuh pada tujuh malam terakhir iaitu samada 25, 27 atau 29 Ramadhan berdasarkan sabdaan Nabi SAW:-
أرى رؤياكم قد تواطأت في السبع الأواخر ، فمن كان متحريها فليتحرها في السبع الأواخر
Ertinya : Aku lihat mimpi kamu (sahabat) telah menepati di tujuh malam terakhir, sesiapa yang mencarinya, maka carilah ia di tujuh malam terakhir" ( Riwayat al-Bukhari , no 1911 & Muslim) 

Dari tiga tarikh harapan itu, tarikh 27 Ramdhan adalah yang paling diharapkan oleh kebanyakan umat Islam (terutamany di negara Arab) dan ia juga dipegang oleh kebanyakan Sahabat Nabi SAW serta ulama silam, sehinggakan seorang sahabat bernama Ubay Bin Ka'ab ra bersumpah ia adalah malam ke dua puluh tujuh (di zamannya secara khasnya kerana beliau telah melihat tandanya dan yakin tarikh itu tidak berubah pada tahun-tahun berikutnya) dan zaman lain umumnya, sebagaimana dalil hadith yang menyebut:-

ليلة القدر ليلة سبع وعشرين
Ertinya : "Malam al-Qadar dalah malam ke dua puluh tujuh" (Riwayat Ahmad, Abu Daud, no 1386 )

Doa Terpenting Semasa Lailatul Qadar 

Allah s.w.t pernah menegur manusia yang lupa doa untuk akhirat mereka di masa puncak kemakbulan doa. Anataranya seperti hari Arafah, sebagaimana dinyatakan dalam firmanNya :-

فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ
Ertinya : Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat ( Al-Baqarah : 200 ) 

Jelas dalam ayat ini Allah s.w.t menegur manusia yang lupakan kebaikan akhiratnya.

Lalu Allah s.w.t mewartakan bentuk doa yang sepatutnya, iaitu yang merangkumi kebaikan dunia dan akhirat..dan dilebihkan 'portion' atau bahagian akhirat apabila di tambah "selamatkan dari api neraka". Beerti doa untuk bahagian akhirat perlu lebih dari dunia.

Lihat doa yang diingini Allah s.w.t :-

وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ertinya : "Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: ""Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" ( Al-Baqarah : 201 )

Di malam-malam akhir ramadhan ini target utama kita adalah mendapatkan keampunan Allah s.w.t. Inilah yang disebut dalam jawapan nabi s.a.w kepada Aisyah r.a :-

وقالت عائشة ـ رضي الله عنها ـ : يا رسول الله إن وافقت ليلة القدر، فما أقول ؟ قال: قولي: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Ertinya : "Berkatalah Aisyah , Wahai Rasulullah, jika aku berkesempatan bertemu Malam Al-Qadar, apakah yang perlu aku katakan (doa) ? Bersabda Nabi : " Sebutlah doa " Ya Allah sesungguhnya dikaulah maha pengampun , dan amat suka memberi ampun, maka berikanlah daku keampunan" 

Mestikah Mendapat Tanda ? 

Sabda Nabi SAW :
من يقم ليلة القدر فيوافقها..
Ertinya : Barangsiapa yang menghidupkan malam qadar ini dan mendapatnya..." ( Riwayat Muslim) 

Hadiith ini menyebabkan setengah ulama mengatakan bahawa setiap individu yang mendapat keberkatan malam al-qadar mestilah mengetahui berdasarkan hadith di atas.

Bagaimanapun, pandangan yang lebih tepat adalah seseorang individu itu mampu mendapat kebaikannya, samada ia mengetahuinya atau tidak mengetahuinya, tanpa menafikan bahawa sesetengah individu diberi rezeki dan kelebihan oleh Allah untuk mengetahuinya melalui pelbagai cara termasuk mimpi, tanda menarik dan mungkin pelik dan sebagainya.

Tidak perlulah untuk solat malam di tepi pokok atau di hadapan baldi air, kerana ingin memastikan waktu pokok sujud atau air menjadi beku. Allah akan memberikan tandanya menurut kehendakNya.

Masa Berkat Berpanjangan atau Hanya Beberapa Saat?

Saya masih ingat, semasa saya berada di zaman kanak-kanak, tersebar info kepada kebanyakkan saya dan rakan-rakan ketika itu adalah :
waktu maqbul dan berkat ini beberapa saat sahaja. Jika terlepas maka saatnya rugilah sepanjang hayat.

Rupanya, ia hanya rekaan para pereka cipta sahaja yang tidak diketahui tujuan mereka. Hakikatnya, waktu berkat lagi makbul ini adalah luas sepanjang malam, ia telah disebutkan oleh Allah dengan jelas iaitu :-

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Ertinya : Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ( Al-Qadr : 5 )

Inilah yang diterangkan oleh Imam Al-Qurtubi di dalam kitabnya. (Al-Jami' Li Ahkam al-Quran, 20/134 )

Wanita Haid Terhalang Dari Berkatnya ?

Adakah wanita sedang haid terhalang dari keberkatan lailatul Qadar?. Sudah tentu jawabnya tidak, Allah s.w.t maha adil. Bagi wanita sedang uzur pelbagai amalan dan ibadah yang masih boleh dilakukan seperti :-
  • 1) Berzikir
  • 2) Berdoa
  • 3) Membawa terjemahan Al-Quran serta memahaminya.
  • 4) Mendengar bacaan Al-Quran oleh suaminya, adik beradik atau dari kaset.
Sebahagian ulama silam dan moden seperti Syeikh Prof. Dr Muhammad Abu Laylah ( Prof Syariah di Univ Al-Azhar) berpendapat mereka dibenarkan juga membaca al-Quran tanpa memegangnya (melalui hafazan), malah sebahagian yang lain seperti Fatwa Ulama Saudi pula membenarkan mereka membacanya melalui mashaf. Saya tidak ingin membincangkannya di sini. Sekadar memberikan idea dan keterbukaan di kalangan para ulama.

Semoga kita diberikan kekuatan ibadah dan keikhlasan di waktu malam tersebut.

Kelebihan malam al-Qadr

1. Diturunkan padanya al-Quran. Ibn ‘Abbas RA mengatakan:
أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العزة من السماء الدنيا ، ثم نزل مفصلاً بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم
Maksudnya: “Allah menurunkan al-Quran kali pertama secara sempurna daripada al-Luh al-Mahfuz ke baitil ‘izzah di langit dunia, kemudian al-Quran diturunkan secara berasingan berdasarkan peristiwa-peristiwa dalam tempoh 23 tahun kepada Rasulullah SAW.” (Sila rujuk tafsir Ibn Kathir 4/529)

2. Allah berfirman, malam al-Qadr itu lebih baik dari 1000 bulan (Surah al-Qadr: 3)

3. Allah mensifatkan malam al-Qadr itu sebagai malam yang diberkati. (al-Dukhan: 3)

4. Pada malam itu turunkan para malaikat dan Jibril bersama dengan kerahmatan dan keberkatan.

5. Allah SWT mengampunkan dosa-dosa sesiapa yang menghidupkan berdasarkan hadith Nabi SAW:
ومن قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
Maksudnya: “Sesiapa yang menghidupkan malam al-Qadr dalam keadaan beriman dan ihtisab (ikhlas dan mengharapkan pahala daripada Allah), diampunkan baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (al-Bukhari dan Muslim)

Bilakah berlakunya malam al-Qadr

1. Sepuluh malam yang akhir. Sabda Nabi SAW:
تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان
Maksudnya: “Bersungguhlah mencari malam al-Qadr pada 10 malam yang akhir dalam bulan Ramadhan.” (HR al-Bukhari)

2. Sepuluh malam akhir yang ganjil. Sabda Nabi SAW:
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر
Maksudnya: “Bersungguh-sungguhlah mencari malam al-Qadar pada 10 malam akhir yang ganjil.” (HR al-Bukhari) 10 malam akhir yang ganjil ialah 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan.

Wallahu a’lam.